Dosen
Pembimbing :
Ibu Netti
Aprianis, S.Pd., M,Pd
TUGAS
KIMIA
LARUTAN
ELEKTOLIT DAN NON ELEKTROLIT
Disusun
Oleh :
Nabilla
Dwi Restu Nurullah
11582202330
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN DAN PERTERNAKAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGRI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2015
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT
yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami ucapkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang larutan elektrolit dan
nonelektrolit.
Makalah ini telah kami susun
dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.
Akhir kata kami berharap semoga
makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya, makalah
yang telah disusun dapat bermanfaat untuk menambah ilmu dan wawasan untuk kami
dan orang pembacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan dimasa depan.
Pekanbaru,
20 November 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 5
1. Larutan
Elektrolit dan Larutan Nonelektrolit................................................. 5
1. Larutan
Elektrolit..................................................................................... 6
a. Larutan
Elektrolit Kuat...................................................................... 8
b. Larutan
Elektrolit Lemah................................................................... 9
2. Larutan
Non-Elektrolit........................................................................... 11
2. Sifat
Daya Hantar Listrik dalam Larutan..................................................... 13
3. Cara
Larutan Elektrolit Menghantarkan Arus Listrik................................... 15
4. Sumber
Ion dalam Larutan Elektrolit........................................................... 20
a. Senyawa
Ionik........................................................................................ 20
b. Senyawa
Kovalen Polar.......................................................................... 22
BAB III PENUTUP............................................................................................... 23
1. Simpulan....................................................................................................... 23
2. Saran............................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 25
BAB I
PENDAHULUAN
Larutan
adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Zat terlarut adalah
zat yang terdispersi ( tersebar secara merata ) dalam zat pelarut. Zat terlarut mempunyai jumlah yang
lebih sedikit dalam campuran. Ini biasa di sebut dengan solute. Sedangkan zat
pelarut adalah zat yang mendispersi atau ( fase pendispersi ) komponen –
komponen zat terlarut. Zat pelarut mempunyai jumlah yang lebih banyak dalam
campuran. Zat pelarut di sebut solvent. Pelarut tidak harus cairan, tetapi dapat berupa padatan atau
gas asal dapat melarutkan zat lain. Sistem semacam ini disebut sistem dispersi. Untuk sistem
dispersi, zat yang berfungsi seperti pelarut disebut medium pendispersi, sementara zat yang berperan seperti zat
terlarut disebut dengan zat terdispersi
(dispersoid).
Jika memungkinkan semua reaksi kimia
sebaiknya dilakukan dalam larutan cair sebab reaksi kimia dalam keadaan padat
atau gas memerlukan energi dan teknologi yang relatif mahal karena terjadi pada
suhu dan tekanan tinggi. Adapun reaksi kimia dalam larutan relative murah
karena dapat terjadi pada suhu dan tekanan relatif rendah, sehingga tidak
memerlukan perangkat alat yang berteknologi tinggi.
Zat-zat yang dilarutkan dapat
memiliki sifat-sifat yang sama atau berbeda dengan sifat-sifat zat sebelum
dicampurkan. Contoh, NaCl adalah zat padat ionic yang jika dilarutkan dalam
pelarut air, sifat kovalennya hilang yang kemudian berubah menjadi ionik.
Beberapa sifat yang terkait dengan
pencampuran zat untuk membentuk larutan diantaranya adalah larutan elektrolit
dan non elektrolit, sifat koligatif larutan yang bergantung pada molaritas zat
bukan pada jenisnya, dan sifat yang lebih penting adalah kesamaan atau kebebasan
suatu larutan.
Ada beberapa alasan praktis untuk
membuat larutan. Pertama, banyak reaksi-reaksi kimia berlangsung dalam larutan.
Reaksi-reaksi biokimia dalam organisme hidup semuanya berlangsung dalam bentuk
larutan. Reaksi-rekasi organic dan anorganik semuanya berlangsung dalam
larutan. Kedua, reaksi kimia dalam larutan tidak memerlukan reaktor yang tahan
terhahadap suhu dan tekanan tinggi sebab reaksi dalam larutan berlangsung pada
suhu relatif rendah dan tekanan atmosfer.[1]
Larutan
merupakan fase yang setiap hari ada disekitar kita. Suatu sistem
homogen yang mengandung dua atau lebih
zat yang masing-masing komponennya tidak bisa dibedakan secara fisik
disebut larutan, sedangkan suatu sistem yang
heterogen disebut campuran. Biasanya istilah larutan dianggap
sebagai cairan yang mengandung zat terlarut, misalnya padatan
atau gas dengan kata lain larutan tidak
hanya terbatas pada cairan saja.
Komponen
dari larutan terdiri dari dua jenis, pelarut dan zat terlarut, yang
dapat dipertukarkan tergantung jumlahnya. Pelarut
merupakan komponen yang utama yang terdapat dalam jumlah yang banyak,
sedangkan komponen minornya merupakan zat
terlarut. Larutan terbentuk melalui pencampuran
dua atau lebih zat murni yang molekulnya
berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Semua
gas bersifat dapat bercampur dengan sesamanya, karena itu campuran
gas adalah larutan.
Jenis-jenis larutan
- Gas dalam gas – seluruh campuran gas
- Gas dalam cairan – oksigen dalam air
- Cairan dalam cairan – alkohol dalam air
- Padatan dalam cairan – gula dalam air
- Gas dalam padatan – hidrogen dalam paladium
- Cairan dalam padatan – Hg dalam perak
- Padatan dalam padatan – alloys
Pada larutan ataupun sistem
dispersi, zat terlarut dapat berupa padatan, cairan atau gas. Bahkan bila zat
terlarut adalah cairan, tidak ada kesulitan dalam membedakan peran pelarut dan
zat terlarut bila kuantitas zat terlarut lebih kecil dari pelarut. Namun, bila
kuantitas zat terlarut dan pelarut, sukar untuk memutuskan manakah pelarut mana
zat terlarut. Dalam kasus yang terakhir ini, Anda dapat sebut komponen 1,
komponen 2, dst.
Tabel 1.1
Zat terlarut
|
Pelarut
|
Contoh
|
Gas
Gas Gas Cair Cair Padat Padat |
Gas
Cair Padat Cair Padat Padat Cair |
Udara, semua campuran gas
Karbon dioksida dalam air Hidrogen dalam platina Alkohol dalam air Raksa dalam tembaga Perak dalam platina Garam dalam air |
Suatu
zat dikatakan larutan jika campuran antara zat terlarut dan pelarutnya bersifat
homogen. Artinya tidak terdapat batas antar komponennya, sehingga tidak dapat
dibedakan lagi antara zat pelarut (air) dan terlarutnya. Beda halnya dengan air
kopi, masih terdapat perbedaan antara keduanya, walaupun secara kasat mata,
airnya sudah berubah warna menjadi hitam. Hal ini juga berlaku untuk campuran
antara pasir dan air. Anda bisa menambahkan sendiri contoh-contonya. Untuk air
kopi kita menyebutnya sebagai larutan heterogen/campuran .
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Larutan Elektrolit dan Larutan
Non-Elektrolit
Dalam
pelarut air, zat padat dapat berada dalam keadaan ion-ion maupun
molekul-molekulnya. Jika NaCl terlarut dalam air, masing-masing ion Na+ dan
ion Cl- terhidrasi oleh molekul-molekul
air
dan bergerak secara bebas keseluruh medium larutan. Jika glukosa atau etanol
larut dalam air, zat-zat tersebut tidak terdapat dalam bentuk ion, melainkan
sebagai molekul. Zat-zat yang didalam air membentuk ion-ion dinakan zat
elektrolit, dan larutannya dinamakan larutan elektrolit, sebaliknya, zat-zat
yang didalam pelarut air berupa molekul disebut zat nonelektrolit dan larutan
yang terbentuk dinamakan larutan nonelektrolit.[2]
Alat
untuk menguji apakah larutan itu bersifat elektrolit atau tidak disebut elektrolit tester.
Masukan
dua batang logam, (misalkan tembaga) kedalam larutan. Keduanya tidak bersentuhan
dan masing-masing dihubungkan dengan katub arus listrik searah.[3]
Secara eksperimen berdasarkan daya hantar
listriknya, Larutan dapat dibedakan menjadi Larutan elektrolit dan larutan
nonelektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik, sedangkan larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik.
1. Larutan
Elektrolit
Larutan elektrolit
adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan memberikan gejala
berupa menyalanya lampu pada alat uji atau timbulnya gelmbung gas dalam larutan
.Larutan yang menunjukan gejala – gejala tersebut pada pengujian tergolong ke
dalam larutan elektrolit.
Setelah semua alat(kabel, larutan
elektrolit,elektroda, lampu holder dan bola lampu) disusun, dan kemudian
dihubungkan ke sumber listrik, terlihat lampu menyala. Ini membuktikan bahwa
pada gambar listrik mengalir melalui larutan elektrolit. Beberapa macam larutan
elektrolit yaitu berupa asam, basa kuat dan garam.
Dalam keadaan murni, asam merupakan senyawa kovalen
tetapi jika dilarutkan didalam air akan terurai menjadi ion-ion.
HCl(aq) + H2O(l) →
H3O+(aq) + Cl-(aq)
Umumnya, basa merupakan senyawa ionic, kecuali NH3
adalah basa yang dalam keadaan murni berupa senyawa kovalen dan didalam air
terurai menjadi ion-ionnya.
NH3(g) + H2O(l) → NH4+(aq)
+ OH-(aq)
Semua garam merupakan merupakan senyawa ionic. Jika
garam dilarutkan didalam air, ion-ion garam akan melepaskan diri dari kisi-kisi
Kristal yang selanjutnya terhidrasi di dalam pelarut air.
NaCl-(s) + H2O(l)
→ Na+(aq) + Cl-(aq) [4]
Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan
elektrolit dapat dibedakan menjadi larutan elektrolit kuat dan larutan
elektrolit lemah. Elektrolit kuat
dengan daya hantar yang besar. Contohnya larutan asam kuat, basa kuat dan
garam.
Dan elektrolit lemah, yaitu larutan
dengan daya hantar yang lemah.
Tabel
contoh larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah dan non-elektrolit.
Elektolit Kuat
|
Elektrolit
lemah
|
HCl
|
CH2COOH
|
H2SO4
|
HF
|
HNO3
|
HNO2
|
HClO4
|
NH3
|
a. Larutan
Elektrolit Kuat
Pada larutan
elektrolit kuat, seluruh molekulnya terurai menjadi ion-ion (terionisasi
sempurna). Karena banyak ion yang dapat menghantarkan arus listrik, maka daya
hantarnya kuat. pada persamaan reaksi, ionisasi elektrolit kuat ditandai dengan
anak panah satu arah ke kanan, dengan harga derajat ionisasi adalah satu
(α = 1).
Yang tergolong
elektrolit kuat adalah :
1) Asam kuat, antara lain: HCl, HClO3, HClO4, H2SO4, HNO3 dan lain-lain.
2) Basa kuat, yaitu basa-basa golongan
alkali dan alkali tanah, antara lain : NaOH, KOH, Ca(OH)2,
Mg(OH)2,
Ba(OH)2 dan lain-lain.
3) Garam-garam yang mempunyai kelarutan tinggi,
antara lain : NaCl, KCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain.
Ciri – ciri
larutan elektrolit kuat :
1.
Nyala lampu
terang
2.
Menghasilkan banyak ion
3.
Molekul netral pada larutan hanya
sedikit/tidak ada sama sekali
4.
Penghantar listrik yang baik
5.
Gelembung gas
banyak
6.
α = 1 atau
terionisasi dengan sempurna
Contoh : NaCl → Na+ + Cl-
b. larutan
Elektrolit Lemah
Larutan elektrolit
lemah adalah larutan yang dapat memberikan nyala redup ataupun tidak menyala,
tetapi masih terdapat gelembung gas pada elektrodanya. Hal ini disebabkan tidak
semua terurai menjadi ion-ion (ionisasi tidak sempurna) sehingga dalam larutan hanya
ada sedikit ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Dalam persamaan
reaksi, ionisasi elektrolit lemah ditandai dengan panah dua arah (bolak-balik),
dengan harga derajat ionisasi lebih dari nol tetapi kurang dari satu (0
< α < 1).
Yang tergolong elektrolit lemah adalah:
1)
Asam
lemah, antara lain: CH3COOH, HCN, H2CO3,
H2S
2)
Basa lemah,
antara lain: NH4OH, Ni(OH)2 dan
lain-lain.
3)
Garam-garam
yang sukar larut, antara lain: AgCl, CaCrO4, PbI2
Ciri – ciri larutan
elektrolit kuat :
1.
Nyala lampu redup
2.
Menghasilkan sedikit ion
3.
Molekul netral dalam larutan banyak
4.
Terionisasi hanya sebagian kecil
5.
Penghantar
listrik yang buruk
6.
Gelembung gas
sedikit
7.
0 < α <
1 atau terionisasi sebagian
Contoh : CH3COOH CH3COO- + H+
2. Larutan
Non-Elektrolit
Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak
dapat menghantarkan arus listrik dengan memberikan gejala berupa tidak ada
gelembung dalam larutan atau lampu tidak menyala pada alat uji. Larutan yang
menunjukan gejala – gejala tersebut pada pengujian tergolong ke dalam larutan
nonelektrolit.
Setelah semua alat(kabel, larutan
elektrolit,elektroda, lampu holder dan bola lampu) disusun, dan kemudian
dihubungkan ke sumber listrik, terlihat lampu tidak menyala. Ini membuktikan
bahwa pada gambar tidak mengalir melalui larutan non elektrolit.
Larutan
non elektrolit merupakan larutan yang dibentuk dari zat non elektrolit.
Sedangkan zat non elektrolit itu sendiri merupakan zat-zat yang di dalam air
tidak terurai dalam bentuk ion-ionnya, tetapi terurai dalam bentuk molekuler.
Tergolong
ke dalam jenis ini misalnya:
1. Larutan
urea
2. Larutan
sukrosa
3. Larutan
glukosa
4. Larutan
alkohol dan lain-lain
Sebagai tambahan, larutan non
elektrolit memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.
Tidak
menghasilkan ion
2.
Semua
dalam bentuk molekul netral dalam larutannya
3.
Tidak
terionisasi
4.
Jika
dilakukan uji daya hantar listrik: tidak menghasilkan gelembung, dan lampu
tidak menyala
5.
Derajat
ionisasi = 0
Tabel pengujian daya hantar listrik beberapa
larutan
Larutan
|
Nyala
Lampu
|
Gelembung
Gas
|
||
Ada
|
Tidak ada
|
Ada
|
Tidak Ada
|
|
Larutan Ureautan
Larutan Anomia
Laruran HCL
Larutan Cuka
Air aki
Larutan alcohol
Air laut
Larutan H2S
Air Kapur
Larutan Glukosa
|
–
–
√
–
√
–
√
–
√
–
|
√
√
–
√
–
√
–
√
–
√
|
–
√
√
√
√
–
√
√
√
–
|
√
–
–
–
–
√
–
–
–
√
|
2. Sifat Daya Hantar Listrik dalam Larutan
Larutan tergolong ke dalam campuran homogen
yang terdiri dari pelarut dan zat terlarut. Pelarut -pelarut yang biasa
digunakan adalah air. Sedangkan zat terlarut terdiri dari berbagai senyawa ion maupun kovalen.
sifat daya hantar listrik zat yang terlarut dalam air dapat diketahui dengan
uji nyala
Gambaran
Bentuk Molekul Elektrolit Kuat, Elektrolit Lemah, dan Nonelektrolit.
Jenis Larutan
|
Sifat dan Pengamatan Lain
|
Contoh Senyawa
|
Reaksi Ionisasi
|
Elektrolit Kuat
|
- Terionisasi sempurna
- Menghantarkan arus listrik
- Lampu menyala terang
- Terdapat gelembung gas
|
NaCl, NaOH, H2SO4, HCl, dan
KCl
|
NaCl —> Na+ + Cl-
NaOH —> Na+ + OH-
H2SO4 —> H+ +
SO42-
HCl —> H+ + Cl-
KCl —> K+ + Cl-
|
Elektolit Lemah
|
- Terionisasi sebagian
- Menghantarkan arus listrik
- Lampu menyala redup
- Terdapat gelembung gas
|
CH3COOH, N4OH, HCN, dan
Al(OH)3
|
CH3COOH –> H+ + CH3COOH-
HCN –> H+ + CN-
Al(OH)3 –> Al3+ +
OH-
|
Non Elektrolit
|
- Tidak terionisasi
- Tidak menghantarkan arus
listrik
- Lampu tidak menyala
- Tidak terdapat gelembung gas
|
C6H12O6
C12H22O11
CO(NH2)2
C2H5OH
|
C6H12O6
C12H22O11
CO(NH2)2
C2H5OH
|
3. Cara Larutan Elektrolit Menghantarkan Arus listrik
Teori ionisasi
Pada Tahun 1887, seorang ilmuwan Swedia
yang bernama Svante August Arrhenius mengemukakan sebuah teori yang menjelaskan
mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik. Menurutnya,
larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik, karena dalam larutan
elektrolit tersebut terdapat ion-ion yang dapat bergerak bebas. Ion-ion inilah
yang dapat menghantarkan arus listrik. Untuk lebih memahami teori Arhennius
ini, coba perhatikan gambar di atas!
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa arus listrik mengalir melalui larutan elektrolit(CuCl2) yang ditandai dengan bergeraknya jarum amperemeter. Hal ini dikarenakan larutan tersebut terion menjadi ion Ca2+ yang bergerak menuju katoda dan ion Cl- yang bergerak menuju anoda.
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa arus listrik mengalir melalui larutan elektrolit(CuCl2) yang ditandai dengan bergeraknya jarum amperemeter. Hal ini dikarenakan larutan tersebut terion menjadi ion Ca2+ yang bergerak menuju katoda dan ion Cl- yang bergerak menuju anoda.
Berdasarkan gambar pertama terlihat
bahwa larutan elektrolit kuat (NaCl) terion sempurna menjadi ion Na+ dan Cl-
sehingga dapat menghidupkan lampu dengan terang karena jumlah ion yang banyak.
Sedangkan pada gambar ke dua terlihat larutan elektrolit lemah(CH3COOH) terion
sebagian menjadi ion CH3COO- dan ion H+ dan sebagian dalam bentuk CH3COOH
Karena jumlah ion yang sedikit maka lampu menyala dengan redup.
Daya hantar
listrik pada larutan elektrolit kuat, lemah dan non elektrolit merupakan
kekuatan elektrolit yang dinyatakan dengan derajat ionisasi (α). Secara
matematis dinyatakan dengan persamaan berikut
α = mol zat yang terionisasi
mol zat mula-mula.
α = mol zat yang terionisasi
mol zat mula-mula.
Berdasarkan
persamaan diatas dan kegiatan sebelumnya :
Jika α = 1, maka zat terionisasi
sempurna dan merupakan latutan elektrolit kuat.
Jika 0< α <1, maka zat
terionisasi sebagian dan merupakan larutan elektrolit lemah.
Jika α = 0, maka zat tidak
terionisasi dan merupakan larutan non elektrolit
Larutan elektrolit dapat menghantarkanarus listrik sedangkan
larutan nonelektrolit tidak menghantarkan arus listrik.
Hantaran listrik larutan disebabkan oleh partikel bermuatan yang disebut ion.
Ion positif tertarik ke katoda
(-) dan
ion negative ke anoda
(+).
Totalnya merupakan perpindahan muatan dari suatu kutub ke kutub lain. Karena adanya perbedaan muatan.
Aliran ion inilah yang menyebabkan larutan elektrolit dapat menghantarkan arus
listrik.
Listrik dapat
mengalir dari dua medium, yaitu logam dan larutan. Dalam logam, listrik
diantarkan oleh electron bermuatan negatif yang bergerak sehingga disebut
penghantar elektronik. Dalam larutan, listrik dihantrakan oleh ion yang
bergerak dan disebut penghantar elektronik.[5]
Perubahan suatu senyawa menjadi ion-ion dalam suatu larutan
disebut proses ionisasi. Proses ionisasi merupakan salah satu cara
menunjukan pembentukan ion-ion, umumnya ditulis tanpa melibatkan molekul air
atau pelarut, namun terkadang molekul air dituliskan juga. Misalnya HCl yang
dilarutkan dalam air dapat ditulis dalam dua persamaan:
HCl →H+ + Cl–
HCl + H2O →H3O+ + Cl–
CH3COOH →H+ +
CH3COO–
CH3COOH + H2O →H3O+
+ CH3COO–
Pada mulanya hantaran listrik larutan ditentukan dengan
mengukur kuat arus yang melalui larutan. Kemudian diketahui bahwa cara ini
mengandung kesalahan, karena arus listrik dalam larutan menimbulkan polariasi,
yaitu penumpukan ion pada elektroda. Ini dapat diatasi dengan arus bolak balik
dan mengukur tahanan larutan.
Senyawa seperti glukosa, etanol, gula tebu dan larutan urea
dalam bentuk padatan, lelehan maupun larutan tidak dapat menghantarkan arus
listrik karena tidak mengalami ionisasi atau tetap dalam bentuk molekul.
4. Sumber
Ion Dalam Larutan Elektrolit
Ion-ion
yang timbul dalam larutan elektrolit terdiri dari dua sumber yaitu senyawa
ionik dan senyawa kovalen polar.
a. Senyawa
ionik
Senyawa
ionik tersusun atas ion-ion sekalipun dalam dalam bentuk padat atau
kering.Misalnya NaCl dan NaOH. NaCl tersusun dari ion Na+ dan ion
Cl¯ sedangkan NaOH tersusun dari ion Na+ dan ion OH–.
Senyawa-senyawa
ionik dalam keadaan padat tidak dapat menghantarkan arus listrik karena ion-ion
yang terikata dengan kuat, sehingga tidak ion-ion tersebut tidak mengalami
mobilisasi ketika diberi beda potensial. Namun apabila senyawa ionik dilarutkan
dalam pelarut polar misalnya air, maka senyawa ionik adalah suatu elektrolit.
Hal ini disebabkan ion-ion yang awalnya terikat kuat pada kisi terlepas
kemudian segera masuk dan menyebar dengan air sebagai medium untuk bergerak.
Perlu
diketahui bahwa semua senyawa ionik yang yang dapat larut dalam pelarut polar
seperti air dan lelehan senyawa ionik merupakan suatu elektrolit.Tetapi lelehan
senyawa ionik memiliki daya hantar listrik yang lebih baik dibanding
larutannya.
Hal
ini disebabkan susunan ion-ion dalam lelehan senyawa ionik lebih rapat
dibanding dalam bentuk larutan, sehingga ion-ion yang ada lebih mudah atau
lebih cepat bergerak menuju anoda dan katoda ketika diberi beda potensial.
Ion dalam air dapat dibentuk dengan tiga cara, yaitu
:
1. Zat
terlarut adalah senyawa ion, seperti NaCl dan K2SO4
2. Zat
terlarut senyawa kovalen, tetapi dalam air terurai menjadi ion, seperti HCl dan
H2SO4
3. Zat
terlarut senyawa kovalen, tetapi bereaksi dengan air sehingga membentuk ion
positif dan negatif, seperti NH3 dan CO2.
b. Senyawa
Kovalen Polar
Senyawa-senyawa kovalen baik kovalen polar maupun nonpolar
dalam keadaan murni tidak dapat menghantarkan arus listrik.Tetapi senyawa
kovalen polar dapat menghantarkan arus listrik jika dilarutkan dalam pelarut
yang sesuai.Hal ini disebabkan senyawa kovalen polar dalam pelarut yang sesuai
mampu membentuk ion-ion.
Misalnya senyawa kovalen polar mampu membentuk ion di dalam
air sehingga dapat menghantar arus listrik.Tetapi senyawa kovalen polar tidak
mampu membentuk ion di dalam benzena sehingga tidak dapat menghantarkan arus
listrik.HCl, NH3 dan CH3COOH merupakan beberapa contoh
senyawa kovalen polar.
BAB III
PENUTUP
11. Simpulan
LARUTAN
ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
- Larutan yang dapat menghantarkan listrik disebut larutan elektrolit, sedangkan larutna yang tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan non elektrolit.
- Berdasarkan daya hantarnya larutan elektrolit dibedakan menjadi larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah.
- Jika diuji dengan elektrolit, maka pada larutan elektrolit kuat akan terlihat gejala yaitu lampu menyala terang dan banyak gelembung gas. Sedangkan larutan elektrolit lemah akan memperlihatkan gejala lampu yang redup dan terdapat gelembung gas atau hanya terdapat gelempbung gas tanpa nyala lampu. Larutan non elektrolit mempunyai gelembung gas dan tidak membuat lampu menyala.
- Kekuatan elektrolit dapat diukur dengan menggunakan derajat ionisasi (α). Jika
- Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena adanya ion-ion yang bergerak bebas.
- Zat elektrolit kuat dalam air menggion secara sempurna, sedangkan zat elektrolit lemah hanya mengion sebagian.
- Zat elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar yang mengalami pengionan.
22. Saran
·
Untuk
Kampus
Diharapkan penambahan buku lebih
banyak lagi dalam pembahasan larutan elektrolit dan non elektrolit.
·
Untuk
Dosen
Diharapkan ibu/bapak bisa
menjelaskan rinci lagi mengenai larutan elektrolit dan non-elektrolit.
·
Untuk
Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui dan
mempelajari lebih dalam tentang larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit.
DAFTAR PUSTAKA
http://idrissetiawanalwysclever-skiripsi.blogspot.co.id/2012/07/makalah-kimia-larutan-elektrolit-dan.html
https://zonaliakimiapasca.wordpress.com/kimia-kelas-x/semester-2/1-larutan-elektrolit-dan-non-elektrolit/49-2/
S, Syukri. Kimia Dasar 2. 1999. Bandung: ITB
Sunarya, Yayan.
Kimia Dasar 2. 2012. Bandung: CV.
YRama Widya
[1]
Yayan sunarya, Kimia Dasar 2 (Bandung: CV. YRama Widya, 2012), hal. 1-2
[2]
Yayan sunarya, Kimia Dasar 2 (Bandung: CV. YRama Widya, 2012), hal. 5
[3]
Syukri S, Kimia Dasar 2 (Bandung: ITB, 1999), hal. 378
[4]
Yayan sunarya, Kimia Dasar 2 (Bandung: CV. YRama Widya, 2012), hal. 5
[5]
Syukri S, Kimia Dasar 2 (Bandung: ITB, 1999), hal. 382