Sabtu, 21 Januari 2017

MAKALAH LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT



Dosen Pembimbing :
Ibu Netti Aprianis, S.Pd., M,Pd
TUGAS KIMIA
LARUTAN ELEKTOLIT DAN NON ELEKTROLIT



Disusun Oleh :
Nabilla Dwi Restu Nurullah
11582202330

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN DAN PERTERNAKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2015

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya, makalah yang telah disusun dapat bermanfaat untuk menambah ilmu dan wawasan untuk kami dan orang pembacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa depan.

Pekanbaru, 20 November 2015

Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 5
1.      Larutan Elektrolit dan Larutan Nonelektrolit................................................. 5
1.      Larutan Elektrolit..................................................................................... 6
a.       Larutan Elektrolit Kuat...................................................................... 8
b.      Larutan Elektrolit Lemah................................................................... 9
2.      Larutan Non-Elektrolit........................................................................... 11
2.      Sifat Daya Hantar Listrik dalam Larutan..................................................... 13
3.      Cara Larutan Elektrolit Menghantarkan Arus Listrik................................... 15
4.      Sumber Ion dalam Larutan Elektrolit........................................................... 20
a.       Senyawa Ionik........................................................................................ 20
b.      Senyawa Kovalen Polar.......................................................................... 22

BAB III PENUTUP............................................................................................... 23
1.      Simpulan....................................................................................................... 23
2.      Saran............................................................................................................. 24

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 25

BAB I

PENDAHULUAN
Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Zat terlarut adalah zat yang terdispersi ( tersebar secara merata ) dalam zat pelarut. Zat terlarut mempunyai jumlah yang lebih sedikit dalam campuran. Ini biasa di sebut dengan solute. Sedangkan zat pelarut adalah zat yang mendispersi atau ( fase pendispersi ) komponen – komponen zat terlarut. Zat pelarut mempunyai jumlah yang lebih banyak dalam campuran. Zat pelarut di sebut solvent. Pelarut tidak harus cairan, tetapi dapat berupa padatan atau gas asal dapat melarutkan zat lain. Sistem semacam ini disebut sistem dispersi. Untuk sistem dispersi, zat yang berfungsi seperti pelarut disebut medium pendispersi, sementara zat yang berperan seperti zat terlarut disebut dengan zat terdispersi (dispersoid).
Jika memungkinkan semua reaksi kimia sebaiknya dilakukan dalam larutan cair sebab reaksi kimia dalam keadaan padat atau gas memerlukan energi dan teknologi yang relatif mahal karena terjadi pada suhu dan tekanan tinggi. Adapun reaksi kimia dalam larutan relative murah karena dapat terjadi pada suhu dan tekanan relatif rendah, sehingga tidak memerlukan perangkat alat yang berteknologi tinggi.
Zat-zat yang dilarutkan dapat memiliki sifat-sifat yang sama atau berbeda dengan sifat-sifat zat sebelum dicampurkan. Contoh, NaCl adalah zat padat ionic yang jika dilarutkan dalam pelarut air, sifat kovalennya hilang yang kemudian berubah menjadi ionik.
Beberapa sifat yang terkait dengan pencampuran zat untuk membentuk larutan diantaranya adalah larutan elektrolit dan non elektrolit, sifat koligatif larutan yang bergantung pada molaritas zat bukan pada jenisnya, dan sifat yang lebih penting adalah kesamaan atau kebebasan suatu larutan.
Ada beberapa alasan praktis untuk membuat larutan. Pertama, banyak reaksi-reaksi kimia berlangsung dalam larutan. Reaksi-reaksi biokimia dalam organisme hidup semuanya berlangsung dalam bentuk larutan. Reaksi-rekasi organic dan anorganik semuanya berlangsung dalam larutan. Kedua, reaksi kimia dalam larutan tidak memerlukan reaktor yang tahan terhahadap suhu dan tekanan tinggi sebab reaksi dalam larutan berlangsung pada suhu relatif rendah dan tekanan atmosfer.[1]
Larutan merupakan fase yang setiap hari ada disekitar kita. Suatu  sistem  homogen  yang  mengandung  dua  atau  lebih  zat  yang masing-masing komponennya tidak bisa dibedakan secara fisik disebut larutan,  sedangkan  suatu  sistem  yang  heterogen  disebut  campuran. Biasanya istilah larutan dianggap sebagai cairan yang mengandung zat terlarut,  misalnya  padatan  atau  gas  dengan  kata  lain  larutan  tidak hanya terbatas pada cairan saja.
Komponen dari larutan terdiri dari dua jenis, pelarut dan zat terlarut,  yang  dapat  dipertukarkan  tergantung  jumlahnya.  Pelarut merupakan komponen yang utama yang terdapat dalam jumlah yang banyak,  sedangkan  komponen  minornya  merupakan  zat  terlarut. Larutan  terbentuk  melalui  pencampuran  dua  atau  lebih  zat  murni yang  molekulnya  berinteraksi  langsung  dalam  keadaan  tercampur. Semua gas bersifat dapat bercampur dengan sesamanya, karena itu campuran  gas  adalah  larutan. 
Jenis-jenis larutan
  1. Gas dalam gas – seluruh campuran gas
  2. Gas dalam cairan – oksigen dalam air
  3. Cairan dalam cairan – alkohol dalam air
  4. Padatan dalam cairan – gula dalam air
  5. Gas dalam padatan – hidrogen dalam paladium
  6. Cairan dalam padatan – Hg dalam perak
  7. Padatan dalam padatan – alloys
Pada larutan ataupun sistem dispersi, zat terlarut dapat berupa padatan, cairan atau gas. Bahkan bila zat terlarut adalah cairan, tidak ada kesulitan dalam membedakan peran pelarut dan zat terlarut bila kuantitas zat terlarut lebih kecil dari pelarut. Namun, bila kuantitas zat terlarut dan pelarut, sukar untuk memutuskan manakah pelarut mana zat terlarut. Dalam kasus yang terakhir ini, Anda dapat sebut komponen 1, komponen 2, dst.
Tabel 1.1
Zat terlarut
Pelarut
Contoh
Gas
Gas
Gas
Cair
Cair
Padat
Padat
Gas
Cair
Padat
Cair
Padat
Padat
Cair
Udara, semua campuran gas
Karbon dioksida dalam air
Hidrogen dalam platina
Alkohol dalam air
Raksa dalam tembaga
Perak dalam platina
Garam dalam air










           
Suatu zat dikatakan larutan jika campuran antara zat terlarut dan pelarutnya bersifat homogen. Artinya tidak terdapat batas antar komponennya, sehingga tidak dapat dibedakan lagi antara zat pelarut (air) dan terlarutnya. Beda halnya dengan air kopi, masih terdapat perbedaan antara keduanya, walaupun secara kasat mata, airnya sudah berubah warna menjadi hitam. Hal ini juga berlaku untuk campuran antara pasir dan air. Anda bisa menambahkan sendiri contoh-contonya. Untuk air kopi kita menyebutnya sebagai larutan heterogen/campuran .
BAB II
PEMBAHASAN
1.      Larutan Elektrolit dan Larutan Non-Elektrolit
Dalam pelarut air, zat padat dapat berada dalam keadaan ion-ion maupun molekul-molekulnya. Jika NaCl terlarut dalam air, masing-masing ion Na+ dan ion Cl- terhidrasi oleh molekul-molekul air dan bergerak secara bebas keseluruh medium larutan. Jika glukosa atau etanol larut dalam air, zat-zat tersebut tidak terdapat dalam bentuk ion, melainkan sebagai molekul. Zat-zat yang didalam air membentuk ion-ion dinakan zat elektrolit, dan larutannya dinamakan larutan elektrolit, sebaliknya, zat-zat yang didalam pelarut air berupa molekul disebut zat nonelektrolit dan larutan yang terbentuk dinamakan larutan nonelektrolit.[2]
Alat untuk menguji apakah larutan itu bersifat elektrolit atau tidak disebut elektrolit tester.
Masukan dua batang logam, (misalkan tembaga) kedalam larutan. Keduanya tidak bersentuhan dan masing-masing dihubungkan dengan katub arus listrik searah.[3]
Secara eksperimen berdasarkan daya hantar listriknya, Larutan dapat dibedakan menjadi Larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
1.      Larutan Elektrolit
Larutan  elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan memberikan gejala berupa menyalanya lampu pada alat uji atau timbulnya gelmbung gas dalam larutan .Larutan yang menunjukan gejala – gejala tersebut pada pengujian tergolong ke dalam larutan elektrolit.
Setelah semua alat(kabel, larutan elektrolit,elektroda, lampu holder dan bola lampu) disusun, dan kemudian dihubungkan ke sumber listrik, terlihat lampu menyala. Ini membuktikan bahwa pada gambar listrik mengalir melalui larutan elektrolit. Beberapa macam larutan elektrolit yaitu berupa asam, basa kuat dan garam.
Dalam keadaan murni, asam merupakan senyawa kovalen tetapi jika dilarutkan didalam air akan terurai menjadi ion-ion.
HCl(aq) + H2O(l) → H3O+(aq) + Cl-(aq)
Umumnya, basa merupakan senyawa ionic, kecuali NH3 adalah basa yang dalam keadaan murni berupa senyawa kovalen dan didalam air terurai menjadi ion-ionnya.
NH3(g) + H2O(l) → NH4+(aq) + OH-(aq)
Semua garam merupakan merupakan senyawa ionic. Jika garam dilarutkan didalam air, ion-ion garam akan melepaskan diri dari kisi-kisi Kristal yang selanjutnya terhidrasi di dalam pelarut air.
NaCl-(s) + H2O(l) → Na+(aq) + Cl-(aq) [4]
Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan elektrolit dapat dibedakan menjadi larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah. Elektrolit kuat dengan daya hantar yang besar. Contohnya larutan asam kuat, basa kuat dan garam. Dan elektrolit lemah, yaitu larutan dengan daya hantar yang lemah.
Tabel contoh larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah dan non-elektrolit.
Elektolit Kuat
Elektrolit lemah
HCl
CH2COOH
H2SO4
HF
HNO3
HNO2
HClO4
NH3

a.       Larutan Elektrolit Kuat
Pada larutan elektrolit kuat, seluruh molekulnya terurai menjadi ion-ion (terionisasi sempurna). Karena banyak ion yang dapat menghantarkan arus listrik, maka daya hantarnya kuat. pada persamaan reaksi, ionisasi elektrolit kuat ditandai dengan anak panah satu arah ke kanan, dengan harga derajat ionisasi adalah satu  (α  =  1).
Yang tergolong elektrolit kuat adalah :
1)       Asam kuat, antara lain: HCl, HClO3, HClO4, H2SO4, HNO3 dan lain-lain.
2)      Basa  kuat,  yaitu  basa-basa  golongan  alkali  dan  alkali  tanah, antara lain : NaOH, KOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.
3)      Garam-garam  yang  mempunyai  kelarutan  tinggi,  antara  lain : NaCl, KCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain.
Ciri – ciri larutan elektrolit kuat :
1.      Nyala lampu terang
2.      Menghasilkan banyak ion
3.      Molekul netral pada larutan hanya sedikit/tidak ada sama sekali
4.      Penghantar listrik yang baik
5.      Gelembung gas banyak
6.      α = 1 atau terionisasi dengan sempurna
                     Contoh : NaCl → Na+ + Cl-

b.      larutan Elektrolit Lemah
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat memberikan nyala redup ataupun tidak menyala, tetapi masih terdapat gelembung gas pada elektrodanya. Hal ini disebabkan tidak semua terurai menjadi ion-ion (ionisasi tidak sempurna) sehingga dalam larutan hanya ada sedikit ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Dalam persamaan reaksi, ionisasi elektrolit lemah ditandai dengan panah dua arah (bolak-balik), dengan  harga derajat ionisasi lebih dari nol tetapi kurang dari satu (0 < α < 1).
Yang tergolong elektrolit lemah adalah:
1)      Asam  lemah,  antara  lain:  CH3COOH,  HCN,  H2CO3,  H2
2)      Basa lemah, antara lain: NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain.
3)      Garam-garam yang sukar larut, antara lain: AgCl, CaCrO4, PbI2 
Ciri – ciri larutan elektrolit kuat :
1.      Nyala lampu redup
2.      Menghasilkan sedikit ion
3.      Molekul netral dalam larutan banyak
4.      Terionisasi hanya sebagian kecil
5.      Penghantar listrik yang buruk
6.      Gelembung gas sedikit
7.      0 < α < 1 atau terionisasi sebagian
Contoh : CH3COOH       CH3COO-  + H+





2.      Larutan Non-Elektrolit
Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik dengan memberikan gejala berupa tidak ada gelembung dalam larutan atau lampu tidak menyala pada alat uji. Larutan yang menunjukan gejala – gejala tersebut pada pengujian tergolong ke dalam larutan nonelektrolit.
Setelah semua alat(kabel, larutan elektrolit,elektroda, lampu holder dan bola lampu) disusun, dan kemudian dihubungkan ke sumber listrik, terlihat lampu tidak menyala. Ini membuktikan bahwa pada gambar tidak mengalir melalui larutan non elektrolit.
Larutan non elektrolit merupakan larutan yang dibentuk dari zat non elektrolit. Sedangkan zat non elektrolit itu sendiri merupakan zat-zat yang di dalam air tidak terurai dalam bentuk ion-ionnya, tetapi terurai dalam bentuk molekuler.
Tergolong ke dalam jenis ini misalnya:
1.      Larutan urea
2.      Larutan sukrosa
3.      Larutan glukosa
4.      Larutan alkohol dan lain-lain
Sebagai tambahan, larutan non elektrolit memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.      Tidak menghasilkan ion
2.      Semua dalam bentuk molekul netral dalam larutannya
3.      Tidak terionisasi
4.      Jika dilakukan uji daya hantar listrik: tidak menghasilkan gelembung, dan lampu tidak menyala
5.      Derajat ionisasi = 0
Tabel pengujian daya hantar listrik beberapa larutan
Larutan
Nyala Lampu
Gelembung Gas
Ada
Tidak ada
Ada
Tidak Ada
Larutan Ureautan
Larutan Anomia
Laruran HCL
Larutan Cuka
Air aki
Larutan alcohol
Air laut
Larutan H2S
Air Kapur
Larutan Glukosa

2.     Sifat Daya Hantar Listrik dalam Larutan

Larutan tergolong ke dalam campuran homogen yang terdiri dari pelarut dan zat terlarut. Pelarut -pelarut yang biasa digunakan adalah air. Sedangkan zat terlarut terdiri dari berbagai senyawa ion maupun kovalen. sifat daya hantar listrik zat yang terlarut dalam air dapat diketahui dengan uji nyala

Gambaran Bentuk Molekul Elektrolit Kuat, Elektrolit Lemah, dan Nonelektrolit.
Jenis Larutan
Sifat dan Pengamatan Lain
Contoh Senyawa
Reaksi Ionisasi
Elektrolit Kuat
-   Terionisasi sempurna
-   Menghantarkan arus listrik
-   Lampu menyala terang
-   Terdapat gelembung gas
NaCl, NaOH, H2SO4, HCl, dan KCl
NaCl —> Na+ + Cl-
NaOH —> Na+ + OH-
H2SO4 —> H+ + SO42-
HCl —> H+ + Cl-
KCl —> K+ + Cl-
Elektolit Lemah
-   Terionisasi sebagian
-   Menghantarkan arus listrik
-   Lampu menyala redup
-   Terdapat gelembung gas
CH3COOH, N4OH, HCN, dan Al(OH)3
CH3COOH –> H+ + CH3COOH-
HCN –> H+ + CN-
Al(OH)3 –> Al3+ + OH-
Non Elektrolit
-   Tidak terionisasi
-   Tidak menghantarkan arus listrik
-   Lampu tidak menyala
-   Tidak terdapat gelembung gas
C6H12O6
C12H22O11
CO(NH2)2
C2H5OH
C6H12O6
C12H22O11
CO(NH2)2
C2H5OH

3.     Cara Larutan Elektrolit Menghantarkan Arus listrik

Teori ionisasi

Pada Tahun 1887, seorang ilmuwan Swedia yang bernama Svante August Arrhenius mengemukakan sebuah teori yang menjelaskan mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik. Menurutnya, larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik, karena dalam larutan elektrolit tersebut terdapat ion-ion yang dapat bergerak bebas. Ion-ion inilah yang dapat menghantarkan arus listrik. Untuk lebih memahami teori Arhennius ini, coba perhatikan gambar di atas!
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa arus listrik mengalir melalui larutan elektrolit(CuCl2) yang ditandai dengan bergeraknya jarum amperemeter. Hal ini dikarenakan larutan tersebut terion menjadi ion Ca2+ yang bergerak menuju katoda dan ion Cl- yang bergerak menuju anoda.
Berdasarkan gambar pertama terlihat bahwa larutan elektrolit kuat (NaCl) terion sempurna menjadi ion Na+ dan Cl- sehingga dapat menghidupkan lampu dengan terang karena jumlah ion yang banyak. Sedangkan pada gambar ke dua terlihat larutan elektrolit lemah(CH3COOH) terion sebagian menjadi ion CH3COO- dan ion H+ dan sebagian dalam bentuk CH3COOH Karena jumlah ion yang sedikit maka lampu menyala dengan redup.
Daya hantar listrik pada larutan elektrolit kuat, lemah dan non elektrolit merupakan kekuatan elektrolit yang dinyatakan dengan derajat ionisasi (α). Secara matematis dinyatakan dengan persamaan berikut
α = mol zat yang terionisasi
mol zat mula-mula.
Berdasarkan persamaan diatas dan kegiatan sebelumnya :
Jika α = 1, maka zat terionisasi sempurna dan merupakan latutan elektrolit kuat.
Jika 0< α <1, maka zat terionisasi sebagian dan merupakan larutan elektrolit lemah.
Jika α = 0, maka zat tidak terionisasi dan merupakan larutan non elektrolit

Larutan elektrolit dapat menghantarkanarus listrik sedangkan larutan nonelektrolit tidak menghantarkan arus listrik. Hantaran listrik larutan disebabkan oleh partikel bermuatan yang disebut ion. Ion positif tertarik ke katoda (-) dan ion negative ke anoda (+). Totalnya merupakan perpindahan muatan dari suatu kutub ke kutub lain. Karena adanya perbedaan muatan. Aliran ion inilah yang menyebabkan larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik.
Listrik dapat mengalir dari dua medium, yaitu logam dan larutan. Dalam logam, listrik diantarkan oleh electron bermuatan negatif yang bergerak sehingga disebut penghantar elektronik. Dalam larutan, listrik dihantrakan oleh ion yang bergerak dan disebut penghantar elektronik.[5]
Perubahan suatu senyawa menjadi ion-ion dalam suatu larutan disebut proses ionisasi. Proses ionisasi merupakan salah satu cara menunjukan pembentukan ion-ion, umumnya ditulis tanpa melibatkan molekul air atau pelarut, namun terkadang molekul air dituliskan juga. Misalnya HCl yang dilarutkan dalam air dapat ditulis dalam dua persamaan:
HCl →H+ + Cl
HCl + H2O H3O+ + Cl
CH3COOH →H+ + CH3COO
CH3COOH + H2O →H3O+ + CH3COO
Pada mulanya hantaran listrik larutan ditentukan dengan mengukur kuat arus yang melalui larutan. Kemudian diketahui bahwa cara ini mengandung kesalahan, karena arus listrik dalam larutan menimbulkan polariasi, yaitu penumpukan ion pada elektroda. Ini dapat diatasi dengan arus bolak balik dan mengukur tahanan larutan.
Senyawa seperti glukosa, etanol, gula tebu dan larutan urea dalam bentuk padatan, lelehan maupun larutan tidak dapat menghantarkan arus listrik karena tidak mengalami ionisasi atau tetap dalam bentuk molekul.






4.     Sumber Ion Dalam Larutan Elektrolit
Ion-ion yang timbul dalam larutan elektrolit terdiri dari dua sumber yaitu senyawa ionik dan senyawa kovalen polar.
a.       Senyawa ionik
Senyawa ionik tersusun atas ion-ion sekalipun dalam dalam bentuk padat atau kering.Misalnya NaCl dan NaOH. NaCl tersusun dari ion Na+ dan ion Cl¯ sedangkan NaOH tersusun dari ion Na+ dan ion OH.
Senyawa-senyawa ionik dalam keadaan padat tidak dapat menghantarkan arus listrik karena ion-ion yang terikata dengan kuat, sehingga tidak ion-ion tersebut tidak mengalami mobilisasi ketika diberi beda potensial. Namun apabila senyawa ionik dilarutkan dalam pelarut polar misalnya air, maka senyawa ionik adalah suatu elektrolit. Hal ini disebabkan ion-ion yang awalnya terikat kuat pada kisi terlepas kemudian segera masuk dan menyebar dengan air sebagai medium untuk bergerak.
Perlu diketahui bahwa semua senyawa ionik yang yang dapat larut dalam pelarut polar seperti air dan lelehan senyawa ionik merupakan suatu elektrolit.Tetapi lelehan senyawa ionik memiliki daya hantar listrik yang lebih baik dibanding larutannya.
Hal ini disebabkan susunan ion-ion dalam lelehan senyawa ionik lebih rapat dibanding dalam bentuk larutan, sehingga ion-ion yang ada lebih mudah atau lebih cepat bergerak menuju anoda dan katoda ketika diberi beda potensial.
Ion dalam air dapat dibentuk dengan tiga cara, yaitu :
1.      Zat terlarut adalah senyawa ion, seperti NaCl dan K2SO4
2.      Zat terlarut senyawa kovalen, tetapi dalam air terurai menjadi ion, seperti HCl dan H2SO4
3.      Zat terlarut senyawa kovalen, tetapi bereaksi dengan air sehingga membentuk ion positif dan negatif, seperti NH3 dan CO2.



b.      Senyawa Kovalen Polar
Senyawa-senyawa kovalen baik kovalen polar maupun nonpolar dalam keadaan murni tidak dapat menghantarkan arus listrik.Tetapi senyawa kovalen polar dapat menghantarkan arus listrik jika dilarutkan dalam pelarut yang sesuai.Hal ini disebabkan senyawa kovalen polar dalam pelarut yang sesuai mampu membentuk ion-ion.
Misalnya senyawa kovalen polar mampu membentuk ion di dalam air sehingga dapat menghantar arus listrik.Tetapi senyawa kovalen polar tidak mampu membentuk ion di dalam benzena sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik.HCl, NH3 dan CH3COOH merupakan beberapa contoh senyawa kovalen polar.

BAB III
PENUTUP
11. Simpulan
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
  1. Larutan yang dapat menghantarkan listrik disebut larutan elektrolit, sedangkan larutna yang tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan non elektrolit.
  2. Berdasarkan daya hantarnya larutan elektrolit dibedakan menjadi larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah.
  3. Jika diuji dengan elektrolit, maka pada larutan elektrolit kuat akan terlihat gejala yaitu lampu menyala terang dan banyak gelembung gas. Sedangkan larutan elektrolit lemah akan memperlihatkan gejala lampu yang redup dan terdapat gelembung gas atau hanya terdapat gelempbung gas tanpa nyala lampu. Larutan non elektrolit mempunyai gelembung gas dan tidak membuat lampu menyala.
  4. Kekuatan elektrolit dapat diukur dengan menggunakan derajat ionisasi (α). Jika
  5. Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena adanya ion-ion yang bergerak bebas.
  6. Zat elektrolit kuat dalam air menggion secara sempurna, sedangkan zat elektrolit lemah hanya mengion sebagian.
  7. Zat elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar yang mengalami pengionan.
22. Saran
·         Untuk Kampus
Diharapkan penambahan buku lebih banyak lagi dalam pembahasan larutan elektrolit dan non elektrolit.
·         Untuk Dosen
Diharapkan ibu/bapak bisa menjelaskan rinci lagi mengenai larutan elektrolit dan non-elektrolit.
·         Untuk Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui dan mempelajari lebih dalam tentang larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit.



DAFTAR PUSTAKA
http://idrissetiawanalwysclever-skiripsi.blogspot.co.id/2012/07/makalah-kimia-larutan-elektrolit-dan.html
https://zonaliakimiapasca.wordpress.com/kimia-kelas-x/semester-2/1-larutan-elektrolit-dan-non-elektrolit/49-2/
S, Syukri. Kimia Dasar 2. 1999. Bandung: ITB
Sunarya, Yayan. Kimia Dasar 2. 2012. Bandung: CV. YRama Widya



[1] Yayan sunarya, Kimia Dasar 2 (Bandung: CV. YRama Widya, 2012), hal. 1-2
[2] Yayan sunarya, Kimia Dasar 2 (Bandung: CV. YRama Widya, 2012), hal. 5
[3] Syukri S, Kimia Dasar 2 (Bandung: ITB, 1999), hal. 378
[4] Yayan sunarya, Kimia Dasar 2 (Bandung: CV. YRama Widya, 2012), hal. 5
[5] Syukri S, Kimia Dasar 2 (Bandung: ITB, 1999), hal. 382